Analisis Sebaran Lokasi Bangunan Kolonial Di Kota Bandung Menggunakan Getis-Ord Gi* Hot Spot Analysis

Authors

  • Nadhil Tamimi Departemen Program Studi Magister Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor (IPB)
  • Indung Sitti Fatimah Departemen Program Studi Magister Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor (IPB)
  • Akhmad Arifin Hadi Departemen Program Studi Magister Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor (IPB)

DOI:

https://doi.org/10.31101/juara.v4i1.1715
Abstract views 1532 times

Keywords:

Arsitektur kolonial, bangunan kolonial, hot spot analysis

Abstract

Salah satu periode yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan pembangunan di Indonesia adalah periode kolonial. Terdapat berbagai macam bentuk peninggalan bersejarah berasal dari periode tersebut, salah satunya ialah langgam atau gaya arsitektur kolonial. Bangunan yang memiliki karakter arsitektur kolonial dapat dikategorikan sebagai bangunan yang penting untuk dilestarikan karena memiliki nilai sejarah yang tinggi. Penelitian dilakukan untuk melihat persebaran bangunan kolonial dan pada wilayah mana yang memiliki intensitas tertinggi di kota Bandung. Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang terdiri dari studi literatur, observasi lapang, dan analisis spasial menggunakan metode Getis-Ord gi* hot spot analysis. Dari penelitian ini diidentifikasi bangunan kolonial di kota Bandung berpusat di kelurahan Braga sebanyak 15 titik lokasi. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi bahan rujukan pengembangan di kawasan tersebut sehingga karakter kolonial yang telah ada tidak rusak atau menghilang.

Author Biography

Nadhil Tamimi, Departemen Program Studi Magister Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Departemen Program Studi Magister Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor (IPB)

References

Bandarin, F., & Van Oers, R. (2012). The historic urban landscape: managing heritage in an urban century. John Wiley & Sons.

Fauzy, B., Salura, P., & Kurnia, A. (2013). Sintesis Langgam Arsitektur Kolonial pada Gedung Restauran “Hallo Surabaya†di Surabaya. Research Report-Engineering Science, 2.

Hadi, A. A., Mizuuchi, Y., Honjo, T., & Furuya, K. (2018). Identifying Colonial Landscape Styles in Bogor Botanical Garden Through Visitors’ Geo-Tagged Photos. Indonesian Journal of Conservation, 7(2).

Herliana, E. T., & Hanan, H. (2016). Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik. GA Susilo, PH Pramitasari, GA Putra, BT Ujianto, & Hamka (Eds.), Prosiding Temu Ilmiah IPLBI.

Hermawan, I. (2012). Menjadikan Tinggalan Kolonial di Kota Bandung sebagai Obyek Wisata. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kepariwisataan, 7(1), 85–97.

Intan P, A. N. (2017). Perancangan Buku Interaktif Mengenai Gedung Bersejarah pada Masa Kolonial di Kota Bandung. Universitas Kristen Maranatha.

Keling, G. (2016). Tipologi Bangunan Kolonial Belanda di Singaraja. Forum Arkeologi, 29(2), 65–80.

Kurniawan, A., & Arthana, I. N. N. (2018). Preservasi dan Konservasi Fasade Bangunan Kolonial di Jalur Belanda Kota Singaraja Bali untuk Pelestarian Kawasan Kota Lama. Undagi: Jurnal Ilmiah Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa, 6(2), 90–96.

Kustianingrum, D., Sukarya, A. K., Nugraha, R. A., & Rachadi, F. (2013). Fungsi dan Aktifitas Taman Ganesha Sebagai Ruang Publik di Kota Bandung. Reka Karsa, 1(2).

Mansyur, M., & Noor, Y. (2020). Kajian Historis Bangunan Peninggalan Kolonial Hindia Belanda di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Bukit Besar, Desa Mandiangin Timur, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar Tahun 1939-1942. Program Studi Pendidikan IPS, FKIP Universitas Lambung Mangkurat.

Ningtyas, P. (2019). Karakteristik Arsitektur Kolonial Belanda pada Bangunan Kantor Pos Besar Medan dan Lawang Sewu Semarang.

Purnomo, H., Waani, J. O., & Wuisang, C. E. V. (2017). Gaya & Karakter Visual Arsitektur Kolonial Belanda di Kawasan Benteng Oranje Ternate. Media Matrasain, 14(1), 23–33.

Sahmura, Y., & Wahyuningrum, S. H. (n.d.). Identifikasi Langgam dan Periodisasi Arsitektur Kolonial Nusantara Pada Bangunan Cagar Budaya. MODUL, 18(2), 60–69.

Samsudi. (2000). Aspek-Aspek Arsitektur Kolonial Belanda pada Bangunan Puri Mangkunegaran. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro.

Samsudi, S., Kumoro, A., Paramita, D. S. P., & Dianingrum, A. (n.d.). Aspek-Aspek Arsitektur Kolonial Belanda Pada Bangunan Pendopo Puri Mangkunegaran Surakarta. ARSITEKTURA, 18(1), 166–174.

Setiawan, B. (2010). Preservasi, Konservasi dan Renovasi Kawasan Kota Tua Jakarta. Humaniora, 1(2), 699–704.

Sombu, A. S. (2015). Aspek bentuk dan fungsi dalam pelestarian arsitektur bangunan peninggalan kolonial Belanda era politik etis di Kota Bandung. Program Doktor Arsitektur Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan.

Sulistyanto, I. (2017). Patterns and Indica Architecture Style as a Wealth of Culture in Supporting Special Interest Tour in the City of YOGYAKARTA. Jurnal Teknik Sipil Dan Arsitektur, 21(25).

Wihardyanto, D., & Sudaryono, S. (n.d.). Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia dalam Konteks Sejarah Filsafat dan Filsafat Ilmu. LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR, 7(1), 42–56.

Wijayanti, W. (2010). Prioritas strategi konservasi kawasan Kauman Surakarta dengan pendekatan konsep revitalisasi. UNS (Sebelas Maret University).

Published

2021-02-25

How to Cite

Tamimi, N., Fatimah, I. S., & Hadi, A. A. (2021). Analisis Sebaran Lokasi Bangunan Kolonial Di Kota Bandung Menggunakan Getis-Ord Gi* Hot Spot Analysis. Jurnal Arsitektur Dan Perencanaan (JUARA), 4(1), 39–48. https://doi.org/10.31101/juara.v4i1.1715

SHARE THIS