DETERMINASI RUANG PSIKOLOGIS DI KOTA MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN NEURO-ARCHITECTURE

Penulis

  • Nurhikmah Paddiyatu Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Fitrawan Umar Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Andi Annisa Amalia Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia
  • Sri Wahyuni Universitas Muhammadiyah Makassar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31101/juara.v3i1.1322

Kata Kunci:

Determinasi, Psikologis, Persepsi Spasial, Neuro-Arsitektur

Abstrak

Berbagai masalah perkotaan seperti kebisingan, kepadatan kota, ruang publik, tingginya kriminalitas, kemacetan serta masalah kota lainnya tentu sangat mempengaruhi pula psikologis penghuni kota. Dalam hal ini peran arsitek yang memiliki urgensi dalam perancangan khususnya tata desain arsitektur ruang, sangatlah berimplikasi pula terhadap pembentukkan karakter atau perilaku individu. Neuro-arsitektur salah satu pendekatan kolaborasi neurosains dan arsitektur yang mendasarkan konsep arsitektur dalam ilmu saraf, sehingga aspek spasial atau ruang dapat dilihat melalui korelasi saraf dan persepsi ruang. Studi ilmu ini sering terkait dan membahas mengenai suatu lingkungan yang dapat memodifikasi reaksi kimia otak dan pikiran, emosi, serta perilaku.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan atau menetapkan lokasi ruang publik yang sesuai dengan psikologis masyarakat dengan pendekatan neuro-arsitektur di kota Makassar. Metode penelitian ini menggunakan teknik analisis yang digunakan yakni teknik analisis spasial dengan metode overlay/tumpang susun untuk mengetahui sebaran ruang publik yang sesuai dengan psikologis masyarakat. Sedangkan analisis IPA (Importance Performa Analysis) mengetahui variabel mana yang menjadi tingkatan tertinggi dalam preferensi masyarakat pada determinasi ruang.

Biografi Penulis

Nurhikmah Paddiyatu, Universitas Muhammadiyah Makassar

Program Studi Arsitektur Fakultas TeknikUniversitas Muhammdiyah Makassar

Referensi

Badan Pusat Statistik Kota Makassar. (2019). Kota Makassar Dalam Angka 2019.

Fich LB, Jönsson P, Kirkegaard PH, Wallergård M, Garde AH, H. Å. (2014). Can architectural design alter the physiological reaction to psychosocial stress? A virtual TSST experiment. Elsevier ; Physiology & Behavior, 135, 91–97.

Halim, Deddy Kurniawan. (2008). Psikologi Lingkungan Perkotaan. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara.

Knöll, M., Li, Y., Neuheuser, K., & Rudolph-Cleff, A. (2015). Using space syntax to analyse stress ratings of open public spaces. SSS 2015 - 10th International Space Syntax Symposium, (July). https://doi.org/10.13140/RG.2.1.3917.3202/1

Martilla, J.A. and James, J. C. (1977). Importance-Performance Analysis. Journal of Marketing, 41, 77–79.

Metzger, C. (2019). Neuroarchitecture.

Nieuwenhuijsen, M. J., Kruize, H., Gidlow, C., Andrusaityte, S., Antó, J. M., Basagaña, X., … Grazuleviciene, R. (2014). Positive health effects of the natural outdoor environment in typical populations in different regions in Europe (PHENOTYPE): A study programme protocol. BMJ Open, 4(4), 1–11. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2014-004951

Özyavuz, M. (2012). LANDSCAPE PLANNING (M. Özyavuz & Published, eds.). Croatia: InTech.

Samar, H. (2018). Epistemological Implications of Neuroarchitecture. Serbian Architectural Journal, 10, 143–156.

Sumadi Suryabarata. (2006). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Diterbitkan

2020-03-03

Cara Mengutip

Paddiyatu, N., Umar, F., Amalia, A. A., & Wahyuni, S. (2020). DETERMINASI RUANG PSIKOLOGIS DI KOTA MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN NEURO-ARCHITECTURE. Jurnal Arsitektur Dan Perencanaan (JUARA), 3(1), 43–52. https://doi.org/10.31101/juara.v3i1.1322

Citation Check

Artikel Serupa

1 2 3 4 5 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.