Peningkatan Self Efficacy konselor HIV AIDS dengan tehnik komunikasi persuasive

Authors

  • Noor Ariyani Rokhmah Universitas Aisyiyah Yogyakarta
  • Anggorowati Anggorowati Universitas Diponegoro
  • Madya Sulisno Universitas Diponegoro

DOI:

https://doi.org/10.31101/jkk.2316
Abstract views 686 times

Keywords:

komunikasi, konselor, HIV/AIDS

Abstract

Self efficacy merupakan keyakinan yang timbul dari dalam diri seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk mengelola tindakannya agar memperoleh hasil yang diharapkannya. Komunikasi persuasif merupakan salah satu upaya konselor  untuk mencegah penularan HIV/AIDS dengan cara berkomunikasi secara langsung dan mengajak klien mengenali perasaannya dan mengungkapkannya secara terbuka, membantu klien membangun rencana tindak lanjut yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi. Tanpa adanya komunikasi persuasif dari para konselor, dapat dipastikan tidak bisa melakukan pendekatan kepada klien. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik komunikasi persuasif terhadap self efficacy konselor HIV/AIDS. Desain penelitian ini adalah pre-experiment dengan one group pretest-posttest. Subyek dalam penelitian ini 15 responden  perawat yang pernah menjadi konselor. Analisis data yang digunakan adalah analisis bivariat dan uji beda dengan paired t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik komunikasi persuasif mempengaruhi self efficacy konselor HIV/AIDS (p <0,01). 

References

Arumsari, N. (2013). Proses komunikasi dokter-pasien dalam pelaksanaan HIV Voluntary Counseling and Testing( VCT ). Jurnal Kajian Komunikasi Dan Media Massa, 1(1), 1–8.

Daerah, G., & Yogyakarta, I. (2010). Perda DIY no 12 tahun 2010. 6. http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/files/P_DIY_12_2010.pdf

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan, Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23(VIII). In Badan Penerrbit Universitas Diponegoro (VIII). Badan Penerrbit Universitas Diponegoro.

Kemenkes. (2018). Info datin, situasi penyakit HIV AIDS di Indonesia.

Kementerian, R., & Ri, K. (2015). Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). 97.

Laslani, A. P. (n.d.). Strategi Komunikasi Konselor dalam Menangani Pasien yang Mengidap HIV/AIDS.

Maryam, S. (2015). Efikasi Diri. Etheses.Uin-Malang.Ac.Id/1236, 1–27.

Ministry of Health of Republic Indonesia. (2014). Ministry of Health Regulation No. 74 2014 on Guideline of HIV Test and Counselling. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Mntlangula, M. N., Khuzwayo, N., & Taylor, M. (2017). Nurses perceptions about their behavioural counselling for HIV / AIDS , STIs and TB in eThekwini Municipality clinics KwAZulu-Natal , South Africa. Health SA Gesondheid, 22, 52–60. https://doi.org/10.1016/j.hsag.2016.09.001

Nasir , A, Muhith, A, Sajidin, M, Mubarok, W. (2014). Komunikasi Dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi.

Nasronudin, Maramis, M. (2007). Konseling, Dukungan, Perawatan dan Pengobatan ODHA.

Nørgaard, Birgitte; Ammentorp, Jette; Kyvik, Kirsten Ohm; Kofoed, P.-E. (2012). Communication skills training increases self-efficacy of health care professionals. https://doi.org/10.1002/chp.21131

Nursalam, Kurniawati. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS.

Permenkes 21 th 2013. (2013). 1–31.

Prakoso, E. T., & Wahyuni, E. N. (2015). Urgensi Self Efficacy Konselor dalam Mengembangkan Pendidikan Karakter Siswa (Penelitian Survey terhadap konselor Sekolah di Kota Malang). Jurnal Inspirasi Pendidikan, April 2015, 574–581. https://doi.org/10.21067/jip.v5i1.698

Pudjiati, S. R. (2016). Peran Tenaga Kesehatan dalam Meningkatkan Cakupan Tes HIV Dini - Kebijakan AIDS Indonesia. http://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/artikel/artikel-tematik/1454-peran-tenaga-kesehatan-dalam-meningkatkan-cakupan-tes-hiv-dini

Putri, A. (2016). Pentingnya Kualitas Pribadi Konselor Dalam Konseling Untuk Membangun Hubungan. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia, 1, 10–13. https://www.researchgate.net/publication/320274710_Pentingnya_Kualitas_Pribadi_Konselor_Dalam_Konseling_Untuk_Membangun_Hubungan_Antar_Konselor_Dan_Konseli

RI, K. (2016). Info Datin, Situasi Penyakit HIV AIDS di Indonesia. http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-info-datin.html

Rimawati, E., & Indreswari, S. A. (2011). Ketrampilan Konselor Klinik VCT ( Studi Kasus Di BKPM Paru Semarang). 2011(Semantik).

Rinaldi, Diego, Y. D. (2016). Knowledge Capturing Komunikasi Persuasif Konselor HIV & AIDS Di Kota Padang. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 7, 93–172. https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JKMS/article/download/4135/pdf.

Shinta, D., & Wardani, K. (2012). Pengaruh Pelatihan Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Efikasi Diri Mahasiswa. 1(02).

Students, S., & Hashemite, A. T. (2013). The level of counselor self †efficacy among sample students at hashemite university. 2(3), 92–101.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&H.

Suharsimi, A. (2006). Metode Penelitian: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Syifa Fiza Mufidah, M. S. (2019). Teknik Persuasi Konselor Dalam Memotivasi Penyandang HIV AIDS. 343–351. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29313/.v0i0.16867

Triani, D. D. (2018). Komunikasi antarpribadi konselor dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dalam memotivasi hidup ODHA di klinik voluntary counselling and testing (VCT) kota Dumai. JOM FISIP, 5, 1–15.

Wulansari , Fitri and Rasianna, Br Saragih and Susri , Adeni and Mas, A. F. (2013). Komunikasi Antar Pribadi Konselor Dengan Penderita HIV/AIDS (ODHA) Pada Pelayanan VCT (Voluntary Counselling Test) HIV DI RS M. Yunus Bengkulu. http://repository.unib.ac.id/id/eprint/1715

Yayasan Kerti Praja, Yayasan Burnet Indonesia, & ANCP-AusAID. (2003). Buku Pegangan Konselor HIV/AIDS.

Downloads

Published

2021-12-01

How to Cite

Rokhmah, N. A., Anggorowati, A., & Sulisno, M. (2021). Peningkatan Self Efficacy konselor HIV AIDS dengan tehnik komunikasi persuasive. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 17(2), 314–323. https://doi.org/10.31101/jkk.2316

Issue

Section

Articles

SHARE THIS