Fisioterapi pada pasien dengan Tetraparesis Ensefalitis: laporan kasus

Penulis

  • Dewi Suci Mahayati Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31101/jitu.2416

Kata Kunci:

tetraparesisensefalitis, peran fisioterapi, fungsional

Abstrak

Penatalaksanaan pasien ensefalitis memerlukan kerjasama dari Tim Rehabilitasi untuk segera mengembalikan fungsi serta mengurangi kecacatan dan komplikasi, berupa dekubitus, penurunan massa otot dan kekuatan otot, gangguan mobilitas, dan kontraktur akibat spastisitas. Tujuan dari program rehabilitasi adalah untuk meningkatkan keterampilan motorik, koordinasi, mobilisasi dan gangguan lain yang ada untuk mencapai kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (ADL). Fisioterapi sebagai bagian dari program rehabilitasi dapat memberikan latihan core stability, fasilitasi dan stimulasi gerak ekstremitas atas dan bawah, latihan keseimbangan dan latihan mobilisasi. Latihan penguatan dilakukan dengan teknik fasilitasi dan stimulasi aktif menggunakan berat badan pasien sebagai beban pelatihan. Latihan penguatan dapat menurunkan spastisitas dengan cara memperkuat otot antagonis, yang akan menghambat reaksi otot spastis. Latihan juga dimaksudkan untuk mengurangi spastisitas. Spastisitas terlihat seperti otot yang kuat, tetapi tanpa konektivitas otak-ke-otot, otot yang spastis tetap menjadi otot yang lemah. Setelah enam bulan program fisioterapi, Manual Muscle Testing (MMT) dievaluasi untuk ekstremitas atas kanan 3/5, ekstremitas atas kiri 5/5, ekstremitas bawah kanan 1/5, ekstremitas bawah kiri 2/5. Ekstremitas atas kanan skala Ashworth 1/4, ekstremitas bawah kanan 2/4, ekstremitas bawah kiri 1/4. Clonus berkurang, pasien dapat berdiri dengan dukungan maksimal tanpa klonus selama 10 menit. Trunk Impairment Scale 12/23 dan Indeks Barthel 65/100. Mobilisasi pasien mampu duduk dengan bantuan minimal yaitu stabilisasi pada panggul, duduk ke berdiri dengan bantuan sedang, yaitu stabilisasi knee bilateral, dan berdiri dengan stabilisasi pada knee dan pelvic selama 10 menit. Laporan kasus ini menyimpulkan bahwa meskipun fisioterapi dengan metode latihan penguatan dan teknik penguatan core stability, dapat meningkatkan keterampilan motorik yang selanjutnya akan meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas fungsional dan ADL. 

Referensi

Dalmau J, Lancaster E, Hernandez EM, Rosenfeld MR, Gordon RB. Clinical experience and laboratory investigations in patients with anti- NMDAR encephalitis. Lancet Neurol. 2011;10(1):63–74.

Ferdinand P. Mitchell L. Anti NMDA receptor encepahlitis. J Clin Cell Immunol. 2012;S10:007.

Gu Y, Zhong M, He L, Li w, Huang Y Liu J, dkk. epidemologi of antibody-positive autoimmune encephalitis in southwest china: a multicenter study. Frontiers in Imunology 10:2611 [Online Jurnal] November 2019 [diunduh 10 Januari 2020]

Gable MS, Gavali S, Radner A, Tilley DH, Lee B, Dyner L, dkk. Anti-NMDA receptor encephalitis: report of ten cases and comparison with viral encephalitis. Eur J Clin Microbiol Infect Dis. 2009; 28:1421–9.Directorate of National Vector Borne Diseases Control Programme, Ministry of Health & Family Welfare India. 2012. Guidelines for Clinical Management of Japanese Encephalitis : http://nvbdcp.gov.in/Doc/Clinical%20Manegement-JE.pdf

Harsanti, S. (2013). Efektifitas Terapi Masase dan Terapi Latihan Pembebanan dalam Meningkatkan Range Of Movement Pasca Cedera Ankle Ringan pada Pemain Bola Basket Putri Di Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Fisioterapi, 11.

Hillengass,E. Z. (2014). Intisari Fisioterapi : Buku Praktik Klinik. Philadelphia, Pennysylvania: EGC.

Hsu, S., Oda, H., Shirahata, S., & Watanabe, M. (2018). Effects of core strength training on core stability, 1014–1018.

Irfan, M. (2010). Fisioterapi Pada Insan Stroke. Graha Ilmu.

Kayser MR, Dalmau J. Anti NMDA receptor encephalitis in psychiatry. Curr Psychiatry Rev. 2011;7(3):189–93.

Karen Kenyon, Jonathan Kenyon. (2004). The Physiotherapist's Pocket Book . Philadelphia: Churchill Livingstone

Raine, S. (2007). Current theoretical assumptions of the Bobath Concept as determined by the member of BBTA. Physiotherapy theory and Practice, 23,137-152.

Raine, s., Meadows, L., & Lynch, M. (2009). Bobath Concept Theory and Clinical Practice in Neurological Rehabilitation. Chicester: Black Well.

Ryerson S, Neurological Assessment: The Basis of Clinical Decision Making. In: Lennon S, Stokes M, editors. Pocketbook of Neurological Physiotherapy. Elsevier Health Sciences; 2008 Oct 10.

Tunkel A.R, Glaser C.A, Bloch KC, Sejvar JJ, Marra CM, Roos KL, dkk. The management of encephalitis: clinical practice guidelines by the infectious diseases society of America. Clin Infect Dis. 2008;47:303–27.

Venkatesan, A. (2014). Diagnosis and management of acute encephalitis, 206–215.

Walker, T. (2017). Encephalitis. Healthline.

Diterbitkan

2022-02-15

Cara Mengutip

Mahayati, D. S. (2022). Fisioterapi pada pasien dengan Tetraparesis Ensefalitis: laporan kasus. Journal Physical Therapy UNISA, 1(2), 68–73. https://doi.org/10.31101/jitu.2416

Terbitan

Bagian

Articles

Citation Check

Artikel Serupa

1 2 3 > >> 

Anda juga bisa Mulai pencarian similarity tingkat lanjut untuk artikel ini.