Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24 -59 bulan

Authors

DOI:

https://doi.org/10.31101/jkk.545
Abstract views 4639 times

Keywords:

tinggi badan ibu, kejadian stunting

Abstract

Metode penelitian menggunakan jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel sebanyak 95 dengan teknik purposive sampling. Metode analisa yang digunakan adalah chi-square. Hasil penelitian  ibu yang memiliki tinggi badan pendek dan mempunyai anak stunting di wilayah kerja Puskesmas Wonosari I sebanyak 68,4% (26) orang. Diharapkan orang tua mampu meningkatkan pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga mengetahui faktor yang mempengaruhi permasalahan pertumbuhan anak khususnya stunting sehingga dapat mencegah kejadian stunting. 

References

Akombi J.B, Agho E.K, Hall J.J, Merom D,Astell-Burt T,Renzaho N.M.A. (2017). Stunting And Severe Stunting Among Children Under-5 Years In Nigeria: A Multilevel Analysis. BMC Pediatrics. DOI 10.1186/s12887-016-0770-z

Al-Anshory Husein. (2013). Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-24 Bulan di Kecamatan Semarang Timur. Fakultas Ilmu Kedokteran.Universitas Diponegoro

Amin & Julia. (2014). Faktor Sosiodemografi Dan Tinggi Badan Orang Tua Serta Hubungannya Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 6-23 Bulan. Volume 2, Nomor 3, September 2014

Anugraheni S. Hana. (2012). Faktor Resiko Kejadian Stunting PAda Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Fakultas Ilmu Kedokteran.Universitas Diponegoro

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. (2010). Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta.

Candra Aryu. (2011). Hubungan Underlying Factors Dengan Kejadian Stunting Pada Anak 1-2 Th. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

Darteh E.K., Acquah E. dan Kyereme A.K. (2014). Correlates of Stunting among children in Ghana terdapat dalam Jurnal BMC Public Health 2014, 14:504

Departemen Agama RI. (2014). Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Toha Putra

Dinkes. (2016). Pusat Data dan Informasi terdapat dalam http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/situasi-balita pendek-2016.pdf diakses pada tanggal 26 Januari 2016 pukul 14.22 WIB

Eko Dardirdjo. (2015). Sinergitas Kua, Bidan, Puskesmas Dalam Penurunan Angka Stunting. Terdapat dalam Celoteh Larangan Jurnalis Warga http://celotehlarangan.com/sinergitas-kua-bidan-puskesmas-dalam-penurunan-angka-stunting/ diakses pada tanggal 2 Maret 2017 pukul 16.27 WIB

Fall, Caroline H. D., Harshpal Singh Sachdev, Clive Osmond, et al.

(2015). Association between Maternal Age at Childbirth and Child and Adult Outcomes in the Offspring: A Prospective Study in Five Low-Income and Middle-Income Countries (COHORTS Collaboration). Lancet Glob. Health 3(7): e366–e377 diakses pada tanggal 10 April 2017 pukul 11.10 WIB

Girma W, Ganebo T. 2002. Determinants of Nut- ritional Status of Woman and Children in Ethiopia. Calverton, Maryland, USA: ORCMacro

Kartikawati P. R. (2011). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunted Growth Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Universitas Jember: Jember

Kusuma, K. E. (2013). Faktor Risiko Kejadian Stunting pada Anak Usia 2-3 Tahun ( Studi di Kecamatan Semarang Timur ). Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

MCA-Indonesia. (2013). Stunting dan Masa Depan Indonesia terdapat dalam www.mca-indonesia.go.id diakses pada tanggal 28 Desember 2015 pukul 09.05 WIB

Medhin G, Hanlon C, Dewey M, Alem A,Tesfaye F, Worku B et al. (2010). Prevalence and predictors on undernutrition among infan- ts aged six and twelve month in Butajira, Ethiopia: The P- MaMiE Birth Cohort. BMC Public Health.

Nasikhah, R & Margawati, A. (2012). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24 – 36 Bulan Di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 176-184 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc

Notoatmodjo S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta

Rahayu A. dan Khairiyati L. (2011). Risiko Pendidikan Ibu Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak 6-23 Bulan (Maternal Education As Risk Factor Stunting Of Child 6-23 Months-Old) terdapat dalam Jurnal Penelitian Gizi Makan, Desember 2014 Vol. 37 (2): 129-136

Riskesdas. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013 terdapat dalam http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf

Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung: Penerbit Alfabeta

Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

UNICEF. (2012). Indonesia Laporan Tahun 2012. UNICEF: Jakarta

WHO. (2010). Nutrition Landscape Information System (NLIS) Country Profile Indicators: Interpretation Guide. Switzerland:WHO press.

Zottarelli LK, Sunil TS, Rajaram S. (2014). Influence of Parental and Socioeconomics Factors on Stunting in Children Under 5 Years in Egypt. Eastern Mediterranean Health Journal. Terdapat dalam http://www.emro.who.int/emhj/1306 diakses pada tanggal 10 April 2017 pukul 14.30 WIB

Downloads

Published

2018-06-12

How to Cite

Fitriahadi, E. (2018). Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24 -59 bulan. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 15–24. https://doi.org/10.31101/jkk.545

Issue

Section

Articles

SHARE THIS